Tolong diresapi baik baik

8 01 2009

Kita sering menyombongkan diri bahwa kita tidak pernah merasa jemu, tetapi kita terlalu congkak untuk menginsafi betapa seringnya kita menjemukan orang lain………….

( La Rochefoucauld )





DIEGO ARMANDO MARADONA….

8 01 2009

Pernahkah terbayang di benak kita, ternyata mantan pemain timnas Argentina dan sekarang menjadi pelatihnya itu ternyata pernah main sandiwara dan dia bahkan tidak mendapat bayaran sesenpun dari hasil dia main di atas panggung??

Tapi itulah kenyataanya, kejadian ini terjadi ketika dia baru saja dibeli oleh FC Barcelona seharga lebih dari 8 milyar rupiah. Waktu itu dia mendapat undangan dari klub saingannya yakni Espanol Barcelona untuk main tapi bukan di lapangan rumput melainkan di atas panggung.

Dengan sorban berhiaskan bulu dan celana selutut, si penendang bola favorit itu tampil sebagai ” Ali, orang Mohr “dalam sebuah komedi tragedi Spanyol: “Pembalasan Don Mendo” karya pedro Munoz Seca.

Pertunjukan amal yang diadakan Klub Espanol itu pendapatan bersihnya dipakai untuk membangun Rumah Sakit Anak anak San Juan de Dios di Barcelona.

Ketika dia dikritik karena mau main untuk saingan, Maradona hanya menjawab: “Untuk membantu anak anak, apa pun saya lakukan”.





”MUNGKIN ANDA INGIN TAHU”

8 01 2009

SENYUMAN RAHASIA MONALISA

Monalisa, adalah salah satu karya seni dunia yang sangat terkenal. Karya itu juga menjadi favorit pelukisnya, Leonardo da Vinci. Memang lukisan itu suatu karya besar. Tapi mungkin karena itu juga banyak orang yang membumbui cerita tentang lukisan itu.

Salah satunya, dikatakan wanita dalam lukisan itu adalah istri ketiga dari Francesco del Giocondo. Wanita itu masih begitu muda, sementara suaminya begitu tua, kasar dan impoten. Suaminya menggadaikan semua perhiasan istrinya, sehingga membuat wanita itu jadi sedih.

Pada suatu saat wanita itu berkenalan dengan Leonardo. Dia tertarik pada Leonardo yang masih sangat muda itu. Leonardo pun menjadi kekasih. Tapi wanita itu tetap saja murung. Agar dapat membuat wanita itu tersenyum di dalam lukisannya, Leonardo mendatangkan pemusik dan pelawak. Dalam lukisan itu Leonardo berhasil menggambarkan ekspresi misteri dan keindahan percintaan mereka.

Sebagian cerita itu tidaklah benar. Pada waktu itu Leonardo tidak muda lagi. Usianya sudah lebih dari lima puluh, bahkan wajahnya tampak seperti orang berusia delapan puluh. Tambah lagi, para pelukis di zaman Leonardo bila melukis potret diri tidak memakai subyek yang hidup. Mereka membuat skets atau kartunnya dulu, baru membuat lukisannya di studio.

Diperkirakan, Leonardo membuat skets wanita itu sekitar tahun 1504 di Florence, kemudian membawanya ke Milan. Di sana dia baru memindahkan lukisan itu ke kanvas ( 1506-1510 ) dan menambahinya dengan pakaian, kerudung, serta pemandangan pada latar belakangnya.

Cerita akal akalan tentang menyewa orang untuk membuat wanita itu tertawa selagi dilukis hanya bikinan Giorgio Vasari, seorang ahli sejarah seni yang terkenal. Ulasannya tentang lukisan itu terbit pada tahun 1550. Dalam ulasan itu dia juga menuliskan tentang rambut, kulit, dan hidung wanita dalam lukisan itu. Padahal Vasari sendiri belum pernah melihat lukisan itu.

Juga tidak benar kalau Monalisa adalah istri ketiga dari Franscesco del Giocondo. Tidak ada bukti kuat yang mendukungnya.

Yang jelas memang ekspresi wanita itu yang banyak menarik perhatian orang. Para pemandu wisata sering mengatakan bahwa jika kita memperhatikan lama lukisan itu, maka Monalisa akan tersenyum pada kita. Dikatakan senyum yang tersembunyi hanya bisa dibuat oleh pelukis genius. Leonardo telah berhasil membuatnya, karena itulah lukisan itu dikatakan karya besar. Lagi lagi ini omong kosong. Pada zaman itu , membuat senyum tersamar itu bukan hal asing lagi. Memang itu merupakan sebuah karya genius, tapi bukan pada senyum itu letak kegeniusannya.

Juga sering dikatakan kalau mata wanita itu akan terus mengikuti kita selama berada di ruang tempat lukisan itu diletakkan. Ini hanya bisa dibuat oleh pelukis pelukis besar. Padahal untuk membuat pandangan mata ke semua arah itu tidak sulit. Tak terhitung pelukis yang bisa membuatnya.

Jika saja si La Gioconda itu dapat mendengar semua itu, pasti dia kan tertawa terbahak bahak

( Dari Intisari September 1984 dan Dictionary of Misinformation )